Bagaimana dengan perawan Indonesia di Abad 21 ini?
Di abad ke 21 ini, semakin banyaknya tantangan yang harus dihadapi para perawan Indonesia. Ini terlihat jelas, dari mulai mereka mengijak masa pubertas, jika meraka berjalan, dimana selalu banyak saja, pria baik tua atau muda melihat /melotot matanya kebagian2 tubuh yang mulai berubah. Membuat banyak anak2 perawan sangat risih dan malu juga merasa aneh, perubahan akan tubuh mereka yang Normal, membuat mereka kadang bingung, untuk membedakan mana nafsu birahi dan kelaknatan dengan kasih yang baik dan murni.
Di AS, banyak sekali terjadi dimana, mereka yang di percaya dan sangat dekat dengan para perawan yang baru saja menginjak masa remaja, menyalah gunakan kepercayaan ini. Oleh sebab itu banyak sekali terjadi perlakuan Child molestation, yang menghancurkan kepercayaan dan masa depan anak2.
Menurut National Child Abuse Statistics, lebih dari 3 juta anak di AS dilaporkan di abuse, dalam laporan ini termasuk melibatkan satu grup anak seperti kakak, dan adik. DI tahun 2009 saja, 3,3 juta kasus yang dilaporkan di pengadilan, dan tuduhan mengenai keterlibatan anak2 yang di abuse mencapai sekitar 6 juta.
General statistik.
1. Laporan mengenai child abuse in AS setiap 10 detik.
2. Hampir 1/5 anak meninggal karena abuse, 80%nya adalah anak2 berumur dibawah 4 tahun.
3. Hampir 50-60% anak yang meninggal karena salah asuhan dan perawatan.
4. Child abuse itu tidak mengenal batas kemampuan dari keluarga, mulai dari orang miskin sampai orang kaya.
5. 30 % dari mereka yang di abused dulunya akan mengebused anak2 nya sendiri. Sehinggan lingkaran setan terus bergulir.
6.80% dari anak2 yang di abused menginjak umur 21 tahun, mengalami ganguan psikologi.
7. Biaya setiap tahunnya untuk menangani anak2 yang di abuse dan di telantarkan sangat tinggi. Di tahun 2007 saja senilai USD$ 104 Miliar.(sumber : click disini)
Fakta yang perlu kita di Indonesia harus ketahui mengenai menjaga para perawan supaya tidak terjebak oleh child molestation.
1. Para pelaku yang melakukan 95 persen dari tindakan seks terhadap anak-anak yang didorong oleh dorongan seks yang berkelanjutan, dimana kejahatan ini diarahkan hanya terhadap anak-anak.
2. Kita dapat mengidentifikasi perkembangan gangguan ini dari awal - selama tahun-tahun remaja dan bahkan lebih muda.
3. Beberapa orang dengan dorongan seks yang berkelanjutan diarahkan terhadap anak-anak, belum melakukan penganiaya terhadap anak karena mereka tidak pernah bertindak mengganggu anak-anak, tetapi memiliki tendensi ke arah tersebut.
4. Kita dapat secara drastis mengurangi penyalahgunaan anak yang paling seksual dengan mengikuti rencana tiga-langkah yang telah terbukti berhasil dalam mengatasi masalah kesehatan umum lainnya. Yaitu, pengenalan bahaya, tindakan yang dini, pencegahan yang efektif.
5. Para ahli Profesional - dokter dan terapis - tidak pernah bisa mengakhiri pelecehan seksual; demikian juga polisi atau pengadilan. Mengapa? Karena mereka datang di tempat kejadian terlambat. Pada saat mereka sampai di sana, anak-anak telah dianiaya. Hanya kita sebagai orang tua dan orang2 yang kita percayai yang bisa mencegahnya dan berada disaat yang tepat.
6. Sayangnya, kebanyakan anak-anak sekarang tidak akan pernah memberi tahu. Mereka merasa malu bahwa hal ini telah terjadi pada mereka. Mereka melindungi pelaku karena ia adalah bagian dari keluarga mereka. Mereka melindungi diri dari keluarga mereka - dengan menyelamatkan mereka dari rasa sakit mengetahui keaiban yag terjadi.
7. Di AS, menurut perkiraan, setiap 1 dari anak2 muda dan laki2 dewasa melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Bagi 1 dari 3,300 wanita melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak. (sumber:click disini)
Di Indonesia, sangat sulit, kasusnya seperti di AS, karena ketertutupan diri dan rasa malu yang di alami oleh anak2 terutama anak perempuan/para perawan yang dilecehkan. Tetapi kita sebagai orang tua harus terus memberikan pengarahan dan penjelasan yang terbuka akan bahaya ini.
Kita tahu bahwa mencegah pelecehan seksual anak sangat sulit karena perlunya kerja keras dengan pandangan bahwa semua kita harus berbicara mengenai pelecehan seksual anak kepada teman dan kerabat yang mungkin tahu semua fakta-fakta, tetapi mungkin sudah memiliki pikiran mereka yang menutup-nutupi. Yakinkan mereka supaya mengetahui segala sesuatu yang mereka perlu ketahui, walaupun kebanyakan dari mereka mungkin telah memutuskan mereka tidak ingin mendengar apa-apa tentang penganiayaan anak.
Ini adalah suatu tantangan bagi kita semua. Untuk itu kita semua belajar untuk mengetahui hal2 yang penting supaya kita mengerti bagaimana menjaga dan mengawasi para perawan kita dari bahaya ini.
Dengan demikian kita akan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dan bersama mencari solusi untuk pelecehan seksual anak dan menjadi bagian dari usaha menciptakan lingkungan bebas dari pelecehan seksual untuk semua anak-anak di komunitas, di lingkungan keluarga, dan masyarakat luas.
Jack Soetopo
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2011/09/07/perawan-indonesia-abad-ke-21/
No comments:
Post a Comment