Wednesday, December 21, 2011

Global Public Square - CNN.com Blogs

Global Public Square - CNN.com Blogs: "Kim Jong Il was a man responsible for imprisoning hundreds of thousands of his countrymen; testing two nuclear devices; deploying hundreds of ballistic missiles aimed at Tokyo and Seoul; and masterminding international drug, kidnapping, and nuclear weapons rings. A world without him, at least in theory, should be safer and more stable.
What comes after Kim, however, might deliver neither. Kim Jong Il did everything he could in the last two years of his life to groom his successor and son - the 28-year-old Kim Jung Un - to ensure continuity. Moreover, North Korea's generals and party leaders have every incentive to sustain the Kim family's cult of personality and make his son a success, since their own power and survival depends on it. But strongmen such as Kim Jong Il and his father Kim Il Sung are the exception rather than the norm in Korean political culture. The more familiar pattern is for court intrigue to tear the leadership apart and draw in powerful neighbors, which is precisely what happened with the collapse o"

'via Blog this'

Global Public Square - CNN.com Blogs

Global Public Square - CNN.com Blogs: "Around two hundred people died (BBC) in clashes between Syrian security forces and army defectors across the country over the past two days, with the majority of deaths in the northwest Idlib province, activists said. The violence came a day before Arab League monitors are set to arrive in Syria to oversee the implementation of a recently negotiated peace plan.
The opposition Syrian National Council called on the Arab League and the United Nations Security Council to condemn the "horrific massacres" (al-Jazeera) committed by Syrian forces in Idlib. The prov"

'via Blog this'

Global Public Square - CNN.com Blogs

Global Public Square - CNN.com Blogs: "As North Koreans mourn the loss of their so-called "Dear Leader" this week, it is worth tallying up the best estimates of his regime’s abuses against its own people. One hopes that a new North Korean government, even if not prepared to criticize Kim Jong-il, will at least take quiet stock of his catastrophic legacy and resolve to do better in the future for the good of their own people.
That is an optimistic wish, given that many of the key leaders of the new government are, of course, precisely those who contributed to the mistakes and atrocities of the old one. But with a new top leader in the person of Kim Jong-un comes new opportunities as well. States such as Vietnam and China have proven that reform from within communist systems is possible, even when previous leaders have been brutal.
Consider the cruel highlights of the last 17 years, not including North Korea’s nuclear adventures but with a focus instead on what the regime did for, and to, its own people:"

'via Blog this'

Tuesday, December 20, 2011

[MIRROR] Kucing Siluman

[MIRROR] Kucing Siluman: "Angelina R (181)

Aku mencintai pacarku Joko. Dia tampan, baik hati dan sangat perhatian. Kami telah bersama selama empat tahun lamanya. Dan kalo tak ada halangan dua bulan lagi kami akan menikah. Tetapi ada satu hal yang paling aku benci dari Joko, yaitu kesukaan dia terhadap kucing. Sungguh! Aku benci kucing dengan segenap jiwa dan ragaku. Tetapi karena cintaku yang begitu besar pada Joko, kecintaannya pada kucing yang begitu besar masih bisa kuterima. Namun semua berubah saat Pusy kucing hitam, entah jenis apa. Memasuki hidup kami."

'via Blog this'

[MIRROR] Mayat-mayat di Dalam Bak Sampah

[MIRROR] Mayat-mayat di Dalam Bak Sampah: "Pagi ini masyarakat dikejutkan lagi oleh penemuan sesosok mayat laki-laki di dalam bak sampah belakang pasar Wage. Aku turut berkerumun diantara hiruk-pikuk warga yang penuh sesak penasaran ingin menyaksikan sosok mayat tersebut.

Aku menutup hidung. Di sana kulihat beberapa petugas sedang melakukan olah TKP. Kondisi mayat begitu mengenaskan bersimbah darah. Mayat mendelik terduduk kaku bersandar di dinding bak sampah. Yang paling mengerikan adalah, luka bacok di kepala dan luka gorok di leher. Menganga besar dan sangat dalam. Otaknya terburai, lehernya hampir putus. Sepertinya dihantam dengan sebuah golok. Darah membanjir, merembes di atas tumpukan sampah busuk disekitar mayat. Cipratan darah terlukis jelas di dinding."

'via Blog this'

[Mirror] Apakah Wajahnya Hancur Kayak Saya?

[Mirror] Apakah Wajahnya Hancur Kayak Saya?: "No 30 : Eddy Roesdiono

Kata ahli transportasi, kecelakaan lalu-lintas itu sumbernya tiga perkara : kendaraan, kondisi jalan dan manusia. Kalau dicermati, kecelakaan yang sering terjadi di tikungan jalan raya di atas tanah berbukit-bukit ini pasti bersumber dari tiga perkara itu sekaligus; jalanan dengan pandangan tak bebas, pengemudi mobil dan motor yang suka ngebut, dan kendaraan yang mengangkut penumpang dalam jumlah yang lebih dari semestinya.

Cak Gundul, lelaki asal Surabaya yang memang tak memiliki sehelai rambut pun dan yang selalu berkoar-koar tak pernah perlu sisir itu adalah saksi mata setiap kecelakaan di tikungan itu. Cobalah bertanya pada cak Gundul detail-detail kecelakaan di situ, dia pasti hafal luar kepala gundulnya."

'via Blog this'

[mirror] Menunggu

[mirror] Menunggu: "Oleh Odi Shalahuddin (25)

Malam. Tiada lampu jalanan. Purnama terganggu cuaca. Awan hitam bergerak, berputar, tiada berarah. Dimainkan angin langit yang gundah barangkali. Sesekali, bulan mengintip di selanya. Tertelan kembali oleh awan-awan itu.


Suara gemericik air yang mengalir tenang. Terdengar, tapi tak bisa terpandang mata. Di atas jembatan, di tengah, aku bersandar pada pagar besinya. Sesekali menoleh ke arah kiri dan kanan. Kadang berbalik, memandang sungai di bawahnya berusaha menembus kegelapan agar bisa menyaksikan ruang-ruang bawah. Air. Batu kali. Berbenturan. Barangkali sampah-sampah menyatu di dalamnya."

'via Blog this'

[MIRROR] Cring…Cring …Cring…

[MIRROR] Cring…Cring …Cring…: "Rumah besar itu masih kelihatan kokoh dengan ornamen batu-batuan kecil hitam putih di bawah dan warna cat putih di dinding atas yang sudah mulai kusam menandakan rumah itu sudah cukup lama berdiri.. temaram surya yang mulai membumi……tanpa lampu taman dan diiringi semilir angin membuat gemerisik dedaunan pohon besar di depan rumah itu membuat suasana rumah tua itu menjadi sedikit lain bagi yang melintas di depannya ya keluargaku memang tinggal di rumah itu sekitar 40 tahun lalu.

Canda tawa cekikikan aku dan saudara-saudara perempuanku masih bermain lompat tali dengan suara gemerincing di ruang tamu maklumlah kami masih usia sekolah dasar lagi senang-senangnya bermain.. permainan ini terbuat dari gelang kaki yang diberi seutas tali yang panjangnya lebih kurang sedepa dan diujungnya diberi mainan pemberat yang bergemerincing …. permainan lompat-lompat tali yang sangat disukai..anak-anak perempuan seusiaku."

'via Blog this'

[MIRROR] Malam Valentine Berdarah

[MIRROR] Malam Valentine Berdarah: "Oleh: Uli Elysabet Pardede[No.10]

“Selamat valentin…!!!”Sorak Eva kepada kerumunan teman-teman wanitanya yang berangsur pulang.Ada acara valentin di sekolahan hari ini.Eva kembali melihat jalan ke depan sambil merangkul tangan Davin kekasihnya. Melintasi kota yang mulai sepi di malam hari.

“Selamat valentin,sayang!”Kata Eva. Davin tersenyum memandang kekasihnya sambil mengecup keningnya. Pipi Eva merah.

“Empatbelas Februari…”Gumam Davin pelan tiba-tiba keningnya berkerut.

“Kenapa?” Tanya Eva sambil menarik tangan Davin agar menghindar karena Davin hampir menabrak tiang lampu pinggir jalan.

“Hey!Kau ingat sesuatu?” Kata Davin heboh terlihat menakutkan.

“Apa???” Kening Eva berkerut."

'via Blog this'

[Mirror]Pengakuan Serdadu Tanpa Nama (IV)

[Mirror]Pengakuan Serdadu Tanpa Nama (IV): "Somewhere in West Papua.

When my team and I have to be deployed again. It was December 4 1978, and this mission was to observe and keep on eye on the OPM movement and Indonesian troops, which covers 300 square miles.

Destination classified.

On this mission, we have the latest and most advance equipment, you could possible imagine. Like .338 kaliber made by Accuracy International (AI) Ltd,  which give me effective range around 1,000 meter and my partner had M40.

Setelah di terjunkan di daerah tersebut, kembali kami menikmati kebebasan yang nyata sebagai Setan Hutanyang sangat di takuti oleh para separatis OPM. Karena kami dianggap siluman, sering kali kami muncul di tengah2 ketenangan malam, lalu perlahan-lahan saya memasuki salah satu tempat tinggal mereka, mengambil data2 yang saya perlukan, dan tak lupa memberikan tanda dengan memotong alis dan kumis salah satu pemimpin yang kami ingin menakut-nakuti."

'via Blog this'

[MIRROR] Surat Kutukan Illiona Van Ween

[MIRROR] Surat Kutukan Illiona Van Ween: "Oleh : Erri Subakti (No. 3)

Cinta yang terlalu mendalam akan mengantarkan seseorang pada kehancuran dirinya. Dan mungkin juga berdampak pada kehancuran kehidupan orang lain. Illiona Van Ween, seorang berkebangsaan Belanda, ratusan tahun yang lalu saat tinggal bersama ayahnya di Batavia, memiliki kisah kasih dengan seorang pemuda betawi, Eboni Bin Sabeni.

Kisah cinta dua anak manusia yang berbeda bangsa, kultur, agama dan latar belakang ini begitu banyak menumpahkan air mata di kedua belah pihak. Tentangan dari kedua keluarga yang akhirnya berujung pada terbunuhnya Eboni dengan timah panas yan"

'via Blog this'

[MIRROR] Misteri Peti Mati, Suster karla

[MIRROR] Misteri Peti Mati, Suster karla: "Oleh : Ratih Anggraeni

No. Peserta : 02


Gundukan Tanah dimakam ini masih merah.

Basah. Dengan seonggok nisan logam yang berukirkan namanya.

Angin malam pun datang menyapa, berdesir menyebarkan aroma harum bunga kamboja, menyisakan hawa dingin yang sangat menyengat. Di sana-sini masih terlihat jelas sisa tetes- tetes air hujan yang membasahi daun pepohonan cemara di sepanjang jalan setapak itu.

Sementara di balik gelapnya malam, dibalik bayangan awan yang berarak bersama bulan purnama, samar-samar terdengar suara burung-burung malam mengalunkan nada sendu dan lirih. Lirikan merahnya mata burung hantu berjelaga diatas dahan kuburan itu. Mencoba menjaga singgasana kuburan basah ini."

'via Blog this'

[MIRROR] Sayang, Jangan Jual Dirimu…!

[MIRROR] Sayang, Jangan Jual Dirimu…!: "“Jerat ia dengan pesonamu, maka semua akan SELESAI”

Dita si wanita politisi cantik tersenyum di depan cermin. Media  telah memberitakan kasus korupsi  juga kasus cinta lokasi  dengan hakim yang menimpanya. Namun ia tak peduli. Ia percaya semua akan selesai dengan mulus. DENGAN CINTA.

“Jujurlah sayang… Jangan jual dirimu…Jangan gunakan cara - cara licik seperti ini… “

Sosok pria dibalik cermin dengan wajah muram, menunduk dicertai luka-luka yang telah menghitam, membuatnya terpaku.

“Mas… Kaukah itu?”

“Jujurlah sayang…” Hanya suara bisikan yang menjawabnya.

“Nggak, nggak mungkin. Aku hanya berhalusinasi…”

Perempuan itu menepis suara yang tadi ia dengar, suara yang ia kenal."

'via Blog this'

(MIRROR) Satpam Itu Membunuh Kekasihku

(MIRROR) Satpam Itu Membunuh Kekasihku: "Malam jumat dalam gerimis yang sering, tiba-tiba Satpam Bayu Sutrisno mempergoki sepasang manusia di sudut remang gudang sedang berciuman.  Ia tidak terima melihat perbuatan yang dianggapnya tidak senonoh dan dilakukan di tempat kerja, langsung saja menghubungi anak buahnya dan menangkap mereka berdua. Suto membela diri bahwa mereka melakukan itu di luar jam kerja alias sedang beristirahat, namun Satpam tidak menerima penjelasan itu. Mereka berdua disekap di ruang Satpam dan keesokan harinya  di arak keliling pabrik dengan tangan diborgol, bahkan dilanjutkan di arak keliling desa dengan tuduhan mereka bukan suami istri namun melakukan tindakan amoral di dalam pabrik!

Sutil yang penduduk asli desa Bambu Kuning dipermalukan ke seluruh desa jelas menanggung malu yang amat sangat. Ia tak berani masuk bekerja lagi, bahkan keesokan harinya ia ditemukan mati bunuh diri! Kejadian itu membuat orang tua Sutil tidak terima, bersama Suto melaporkan perbuatan Satpam itu. Satpam kena hukuman 3 tahun dengan tuduhan main hakim sendiri!"

'via Blog this'

Sunday, December 18, 2011