Monday, April 11, 2011

Apakah Salah Kami?

Kenapa Kami dibunuh?
Apa salah kami, ibu dan bapak?
Apa salah kami ALLAH?
Kami cuma bica menangis, kami cuma bisa tertawa.
Mengapa kami dibenci sampai harus dibunuh dan dibuang seperti sampah, seperti bangkai, seperti binatang?
Seandainya bayi yang dibunuh di Indonesia dalam tahun-tahun belakang ini bisa bicara.
Inilah beberapa artikel copas dari Koran Kompas:



GARUT, KOMPAS.com - Sesosok mayat bayi laki-laki dengan kondisi masih bertali ari-ari ditemukan seorang pelajar di solokan sekitar belakang SMK PGRI Garut, Kampung Paledang, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Jawa Barat, Senin (21/2/2011).
Mayat bayi yang diduga baru dilahirkan itu, akhirnya aparat kepolisian mengevakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Garut untuk pemeriksaan intensif lebih lanjut.
PADANG, KOMPAS.com — Warga Kelurahan Batung Taba, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat, menemukan mayat bayi perempuan di Sungai, Rabu (6/4/2011) sekitar pukul 12.00.
Kepala Polsek Lubuk Begalung Komisaris Heri Budiman mengatakan, pihaknya mendapat informasi dari warga ada penemuan mayat bayi berada di pinggir sungai Kelurahan Batuang Taba.
“Informasi warga tersebut mengirimkan petugas ke lokasi penemuan mayat bayi yang berada di pinggir Sungai,” katanya.
DEPOK, KOMPAS.com - Warga Kampung Lio, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, terkejut dengan penemuan bayi laki-laki yang sudah tidak bernyawa, Minggu (30/1/2011) pukul 15.00.
”Warna tubuhnya masih merah. Masih ada bercak darah di bagian tubuhnya. Warga menemukan bayi ini tidak dibungkus apa-apa, telanjang begitu saja,” kata Kepala Unit Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Metro Pancoran Mas Ajun Komisaris Sah Johan, Minggu, di Depok, Jawa Barat.
Penemuan bayi usia di bawah lima tahun di Depok terjadi beberapa kali. Kasus sebelumnya 7 November 2010. Ketika itu warga Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, menemukan bayi lelaki dalam keadaan hidup di pos keamanan lingkungan.
Penemuan bayi hidup oleh warga juga terjadi 17 Agustus 2010 di pos kamling RT 04/RW 18 Perumahan Pondok Tirta Mandala, Sukamaju, Cilodong.
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com — Bambang Yusuf Effendi (58) dan Watinah (40), warga Jurangmangu Indah, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, tidak menyangka ada mayat bayi berumur tiga tahun di gundukan tanah kosong milik Joko, tetangga mereka.
JAKARTA, KOMPAS.com - Sesosok mayat bayi laki-laki ditemukan mengambang di bantaran kali Tanjung Duren, di Jalan Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat. Mayat bayi ini ditemukan dalam kondisi membusuk dan diperkirakan telah meninggal sejak tiga hari lalu.
“Mayat bayi ini ditemukan dalam kondisi membusuk, waktu dibuang tanpa pakaian,” kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Metro Tanjung Duren, AKP Johari Bule, saat dihubungi wartawan, Minggu (2/1/2011).
JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Jalan Ciledug Raya, Kamis (4/11/2010) pagi, dikejutkan dengan ditemukannya mayat bayi. Mayat bayi tersebut ditemukan warga tergolek di depan Rumah Sakit Kartini.
Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya melaporkan, akibat ditemukannya mayat bayi yang belum diketahui jenis kelamin dan umurnya itu membuat kawasan tersebut menjadi tersendat.
Bogor, Kompas - Rabu (3/11), warga di dua lokasi berbeda menemukan mayat. Di Bogor, warga menemukan mayat bayi, sedangkan di Kali Malang, Bekasi, warga menemukan mayat perempuan tanpa identitas.
Warga menemukan mayat bayi laki-laki di pinggir Sungai Cisadane, di Kampung Sindangsari RT 6 RW 7, Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Rabu pukul 08.00. Bayi itu masih ada ari-ari.
Menurut Kepala Unit Reserse Polsek Bogor Tengah Iptu Khoerudin, warga setempat yang tengah mencuci baju di tepi kali menemukan mayat bayi itu.
”Sampai kini kami belum menemukan ibu bayi tersebut. Warga menyatakan, tidak ada warga setempat yang mereka ketahui sedang hamil selama ini,” kata Khoerudin.
JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang bayi laki-laki ditemukan tak bernyawa di RT 05 RW 10 Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Bayi itu ditemukan masih lengkap bersama ari-arinya. Ia dibungkus dengan kain selendang yang biasa dipakai untuk kerudung.
“Mayat bayi didapatkan oleh warga setempat tadi pada pukul 11.00 di depan rumah tak berpenghuni dekat BKT (Kanal Banjir Timur),” kata Kepala Kepolisian Sektor Metro Duren Sawit Komisaris Titiek Setiawati, ketika dihubungi wartawan, Selasa (26/10/2010).
Jakarta, Kompas - Sesosok mayat bayi laki-laki ditemukan mengambang di Kanal Barat, tepatnya di tepi Jalan Pelita 3, RT 5 RW 4, Kelurahan Jati Pulo, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (15/10). Diperkirakan bayi malang itu dibuang ke sungai oleh orangtuanya tidak lama setelah dilahirkan.
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Palmerah Inspektur Satu Sugeng Budi mengatakan, kemungkinan bayi itu baru dilahirkan lalu dibuang ke sungai.
”Tubuhnya sudah membusuk, tetapi kondisi tubuh dan tali pusarnya masih utuh. Kemungkinan dia dibuang di tempat lain, kemudian hanyut hingga kemari,” kata Sugeng.
BOYOLALI, KOMPAS.com - Kejaksaan Negeri Boyolali menyatakan berkas acara pemeriksaan (BAP) kasus ayah membunuh anak kandungnya, dengan tersangka Loso (21) warga Dusun/Desa Kayen, Kecamatan Juwang
Kasus pembunuhan balita yang dilakukan ayahnya sendiri terjadi di Dusun/Desa Kayen, Kecamatan Juwangi, Boyolali pada 15 Agustus 2010. Loso sebagai ayah muda itu, tega menghabisi anaknya sendiri Roy Sandika, yang masih berusia 18 hari.       Tersangka diketahui membunuh anaknya di kamar tidur di rumahnya dengan sebilah sabit. Tersangka kemudian memasukkan korban ke sebuah tas punggung dan membuang mayat bayi itu di kandang ayam belakang rumah.
TANGERANG, KOMPAS.com — Pembunuhan bayi laki-laki oleh ibu kandungnya, RR (26), berawal dari kedatangan orangtua kandung pelaku, Oding (42), ke Kampung Waru, Desa Pangkat, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang.
Kepala Kepolisian Sektor Balaraja, Tangerang, Ajun Komisaris Jarkasih mengatakan, orangtua pelaku ke tempat itu untuk melihat kondisi kesehatan anaknya. “Sesampai di rumah, Oding langsung mencium bau busuk yang menyengat,” kata Jarkasih, Sabtu (16/10/2010).
Apa kesalahan kami Ibu?; Apa kesalahan kami, Bapak?
Apa salah kami Indonesia?
Kami yang tak berdaya, Kami yang tidak dapat membela diri.
ALLAH Yang Maha Besar, Kami minta perlindunganMu.
Kami minta Sang Yang Widi membukakan Hati Bangsa dan Rakyat Indonesia.
Bukakan telinga mereka untuk mendengar suara tangisan kami.
Tolonglah Kami, ALLAH Yang Maha Kuasa.
Terimakasih kepada seluruh staff Kompas
Benny N Joewono ; Adi Dwijayadi; Hertanto Soebijoto; Natalia Ririh; Latief; Adi Dwijayadi; Glori K. Wadrianto
lanjutan dari mini seri “Perjalanan hidup tukang Becak.”
by Jack Soetopo - 08 April 2011 | 06:21

No comments:

Post a Comment