Siapakah yang Akan Membela Kami?

Siapakah yang Akan Membela Kami?: "Dengan Tangis yang kering,
Kami berdiri di pinggir jalan.

Dengan Isakan yang bisu,

Kami meminta tolong.


Suara Kami tertelan Bisingnya Lalulintas,
Jeritan Kami termakan Lengkingan suara Motor,"

Bunda………
Bapak………
Nenek………
Kakek………
Bu Dee…….
Pak Dee…..
Presiden…..
Ibu Presiden
Gusti Allah…Gusti Setan..

Bangkit….Anak KuBangkitlah….

Ayunkan langkahmu…
Bukalah matamu….Kuaklah Hatimu….

Lihatlah sekelilingmuPandanglah Senja itu…

Itulah Masa Depan Mu, NakMasa Depan yang semakin Gelap
Masa Depan penuh Hampa..
Masa Depan penuh Pilu…Masa Depan penuh Nista..

Jangan Menangis, Anak ku,
Jangan Tangisi Hidup mu,
Jangan Jerit Sial mu,Jangan Isak Takdir mu…

Karena Kami Yang duduk di sini,
200 meter dari tempat kamu terkapar,200 meter dari tempat kamu tertidur,

Menikmati Anggur Mahal,
Menikmati Nafsu Birahi,Menelan Nafsu Jasmani,

Tawa Kami menelan tangis mu
Goyang pinggul Kami mengolok olok mu
Senyum Kami menghukum muKereta Mewah kami mengepulkan debu

Tataplah Senja ini, Anak KuTataplah selama hari masih terang,

Jika malam tiba…
Maka Malam akan menghapus harapan
Maka Malam akan mencekam asaMaka Malam akan menerkam jiwa

Dimana Besok Pagi….
Dimana Elegi Embun pagi
Belum tentu Kamu dapatkanBelum tentu Kamu nikmati…

Karena Malam mungkin telah memakan
Jiwa dan Raga mu yang kumalJiwa dan Raga mu yang gembel.

Nikmati Senja ini Anak kuMungkin ini saat terakhir bagi mu…

Karena Esok pagi…. mungkinHanya menjadi Mimpi….

Jangan Pejamkan Mata mu,Jangan Tutup Telinga mu,

Karena Kami di Istana
Yang tak Jauh dari Mu,
Akan terus Tertawa,Akan terus Berpesta Pora….

Tanyakan kepada diri Mu
Siapa Yang Akan Membela Kami?
Tentu Jawab Kami di Istana….” Hahahaha, Perduli Apa dengan Kalian.”
” Hahahaha, Anak Siapa Kalian Ini.”
” Hahahaha, Salahkan Ibu Mu Yang mengandung mu.”
” Hahahaha, Kamu Hanya Anak Anak Jalanan.”
Sambil berpesta Duren….
Dan yang lain Berkata,” Tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang, Hahahaha.”

Jack Soetopo

'via Blog this'